ASAS-ASAS DIDAKTIK 1
(KETERAMPILAN BERTANYA, KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
DAN KETERAMPILAN MEMBERI VARIASI)
Disusun Untuk MemenuhiTugas Mata
KuliahPedagogika
Dosen: Nurjaman, M.Pd.I
Dosen: Nurjaman, M.Pd.I
Disusunoleh:
1.
Cucun Kholifah (140641087)
2.
Imeilza Redasyafa Insani (140641097)
3.
Indah Puspita (140641096)
Kelas : SD14-A.3
Kelompok : 5
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAHDASAR
FAKULTASKEGURUANDANILMUPENDIDIKAN
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH CIREBON
FAKULTASKEGURUANDANILMUPENDIDIKAN
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2016
KATA
PENGANTAR
Segala puji
serta syukur penulis panjatkan kepada Illahi Robbi karena atas segala rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini yang mengambil judul “ASAS-ASAS
DIDAKTIK 1 (KETERAMPILAN BERTANYA, KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN DAN
KETERAMPILAN MEMBERI VARIASI)”.
Penulis
mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan dorongan dan semangat, sehingga makalah ini dapat terwujud.
Secara khusus, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Nurjaman, M.Pd.I
selaku Dosen Mata Kuliah Pedagogika dan sekaligus pembimbing penyusunan makalah
ini.
Penulis telah
berusaha semaksimal mungkin dengan segala kemampuan yang ada, penulis juga
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena
keterbatasan kemampuan penulis, yang mana masih berada dalam tahap belajar,
maka dengan hati terbuka penulis senantiasa akan menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan untuk penulis sendiri khususnya.
Cirebon, November
2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
i
DAFTAR
ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
1
B. Rumusan
Masalah
2
C.
Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Keterampilan
dalam Bertanya................................................3
1. Pengertian
Keterampilan Bertanya
3
2. Jenis-jenis
Keterampilan Bertanya.......................................4
B.
Keterampilan
Memberi Penguatan........................................5
1. Pengertian
Keterampilan Memberi Penguatan.....................5
2. Komponen-komponen
Keterampilan Memberi Penguatan..6
3. Penerapan
Keterampilan Memberi Penguatan.....................9
C.
Keterampilan
Memberi Variasi............................................10
1. Pengertian
Keterampilan Memberi Variasi........................10
2. Komponen-komponen
Keterampilan Memberi Variasi.....11
BAB
V PENUTUP
A. Kesimpulan
15
B. Saran.........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Didalam mengajar dibutuhkan seorang guru yang benar-benar profesional, yang
mana seorang guru tidak hanya dituntut untuk bisa mengajar saja, dan juga
menguasai kelas, namun jauh dari itu seorang guru harus memiliki ilmu pengetahuan
dan skill yang banyak, sehingga dapat menyampaikan ilmu yang diajarkannya
kepada peserta didik.
Banyak kita temui terkadang seorang guru hanya asal-asalan saja didalam
mengajar, dan tidak mempunyai keterampilan, namun tetap saja mengajar sehingga
hasilnya tidak maksimal, oleh karena itu perlu keterampilan khusus yang
dimiliki oleh seorang guru.
Ada banyak sekali keterampilan didalam mengajar, namun pada makalah ini penulis akan menguraikan 3 keterampilan dalam belajar mengajar yaitu
keterampilan dalam bertanya, keterampilan memberi penguatan dan keterampilan memberi variasi yang harus dikuasai oleh guru didalam mendidik anak-anaknya agar lebih
termotivasidalam belajar.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan dalam bertanya?
2. Apa saja jenis keterampilan dalam bertanya?
3. Apa yang dimaksud dengan keterampilan memberi penguatan?
4. Apa saja komponen dalam keterampilan memberi penguatan?
5. Bagaimana mengaplikasikan keterampilan memberi penguatan?
6. Apa yang dimaksud dengan keterampilan memberi variasi?
7. Apa saja komponen dalam keterampilan memberi variasi?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan
bertanya.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis keterampilan bertanya.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan
memberi penguatan.
4. Untuk mengetahui apa saja komponen dalam keterampilan
memberi penguatan.
5. Untuk mengetahui cara mengaplikasikan keterampilan
memberi penguatan.
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan
memberi variasi.
7. Untuk mengetahui apa saja komponen dalam keterampilan
memberi variasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Keterampilan dalam Bertanya
1.
Pengertian Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan
keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini
guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran akan
menjadi sangat membosankan, jika selama berjam-jam guru menjelaskan materi
pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan
pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Bertanya merupakan
suatu unsur yang selalu ada dalam suatu proses komunikasi, termasuk dalam
komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan
yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan
jawaban (respon) dari peserta didik (dalam http://gurukita.guru-indonesia.net/artikel_detail-30362.html).
Pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan dengan
tepat akan menjadi alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa. Oleh sebab
itu guru harus menguasai berbagai teknik bertanya dan guru harus mendengarkan
dengan sungguh-sungguh apa yang dikemukakan oleh siswa, serta memberikan
tanggapan yang positif terhadap siswa.
Penguasaan teknik bertanya merupakan suatu
penunjang agar siswa belajar dengan aktif. Teknik dasar bertanya dilakukan
dalam pembelajaran antara lain:
a.
Pertanyaan yang
diajukan harus jelas dan langsung diajukan kepada semua siswa, dan berikan
waktu secukupnya untuk berpikir menjawabnya.
b.
Mencegah jawaban
yang tidak sesuai dengan pertanyaan.
c.
Mempersilahkan
siswa untuk menjawab.
d.
Memotivasi siswa
agar mendengar jawaban.
Jadi, keterampilan bertanya
merupakan kemampuan yang dimiliki guru dalam proses pembelajaran untuk meminta
keterangan atau penjelasan dari peserta didik agar memunculkan jawaban (respon)
2.
Jenis-jenis Keterampilan Bertanya
Jenis-jenis pertanyaan menurut tujuannya (dikutip dari Buku Ajar Mata Kuliah Pembelajaran Microteaching, (2016:25)) antara
lain:
a.
Pertanyaan
permintaan (compliance question),yakni pertanyaan yang mengandung unsure suruhan dengan harapan agar siswa
dapat mematuhi perintah yang diucapkan, oleh karena itu pertanyaan ini tidak
mengharapkan jawaban dari siswa, akan tetapi yang diharapkan adalah tindakan
siswa.
b.
Pertanyaan retoris
(rhetorical question), yakni
pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban dari siswa, akan tetapi kita sendiri
yang menjawabnya.
c.
Pertanyaan
mengarahkan (prompting question),
pertanyaan yang diajukan untuk mengarahkan siswa dalam proses berpikir.
d.
Pertanyaan menggali
(probing question), pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih
mendalami jawabannya.
e.
Pertanyaan menurut
luas dan sempitnya sasaran.
Sedangkan jenis pertanyaan menurut tingkat kesulitan jawaban yang
diharapkan bisa terdiri dari pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat
tinggi yaitu:
a.
Pertanyaan pengetahuan, yakni
pertanyaan yang memiliki tingkat kesulitan yang paling rendah, karena hanya
mengandalkan kemampuan mengingat fakta atau data, oleh sebab itu dinamakan juga
pertanyaan yan menghendaki agar siswa dapat mengungkapkan kembali.
b.
Pertanyaan pemahaman, dilihat dari
tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan, pertanyaan jenis pertama, oleh sebab
itu pertanyaan ini tidak hanya sekedar mengharapkan siswa untuk mengungkapkan
kembali apa yang diingatkannya, akan tetapi pertanyaan yang mengharapkan
kemampuan siswa untuk memperjelas gagasan.
c.
Pertanyaan aplikatif, yakni pertanyaan yang
menghendaki jawaban agar siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah
dimilikinya.
B.
Keterampilan Memberi Penguatan
1.
Pengertain Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Secara
psikologis setiap orang mengharapkan adanya penghargaan terhadap suatu usaha
bahwa hasil yang telah dilakukannya. Melalui penghargaan yang diperolehnya,
seseorang akan merasakan bahwa hasil perbuatannya tersebut dihargai dan oleh
karenanya akan menjadi pemacu untuk berusaha meningkatkan prestasi atau berbuat
yang terbaik dalam hidupnya. Menurut Fachrurodji (2016:26)
pennguatan adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal yang merupakan
bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima
(siswa) atas perbuatannya sebagai suatu doronga ataupun koreksi.
Keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk
respons yang merupakan bagian
dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
bertujuan untuk memberikan informasi
atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya atau responnya yang diberikan
sebagai suatu dorongan koreksi. Melalui keterampilan penguatan (reinforcement) yang diberikan guru, maka
siswa akan merasa terdorong untuk memberikan respon setiap muncul stimulus dari
guru, atau siswa akan berusaha menghindari respon yang dianggap tidak
bermanfaat. Penguatan juga berguna untuk mendorong siswa memperbaiki tingkah
lakunya dan meningkatkan kerjanya.
Dapat disimpulkan bahwa pemberian penguatan adalah
segala bentuk respon positif atau negatif yang diberikan oleh guru baik yang
bersifat verbal ataupun nonverbal terhadap tingkah laku siswa yang baik
sehingga menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau
meningkatkan perilaku yang baik tersebut dan menghilangkan perilaku yang kurang
baik.
2.
Komponen-komponen Keterampilan Memberi Penguatan
Adapun komponen-komponen dalam
keterampilan memberi penguatan antara lain:
a.
Penguatan
Verbal
Salah satu
bentuk penguatan yang bisa diberikan oleh guru untuk memotivasi siswa agar
berpartisipasi dalam pembelajaran adalah lewat ucapan. Segala ungkapan
kata-kata yang dilontarkan guru untuk menanggapi balik aktivitas siswa termasuk
ke dalam penguatan verbal.Beberapa contoh pemberian penguatan verbal, yakni:
1)
Guru bertanya ,“Konsep apa yang
diterapkan pada kapal laut?”. Beny
mengacungkan tangan dan menjawab, “Hukum Archimedes,Bu!”.Guru menanggap balik, “Ya benar. Bagaimana bunyi Hukum Archimedes?”. Beny
menjawab, “Setiap benda padat yang dimasukan ke dalam zat cair akan mendapat
gaya ke atas seberat zat cair yang dipisahkan. Gaya ke atas
itulah yang membuat kapal terapung di dalam air.”Guru
menanggapi, “Hebat Beny. Kita beri tepuk tangan buat Beny.”
2)
Pada saat belajar tentang tekanan,
guru mengajukan pertanyaan, “Mengapa ujung paku dibuat runcing?”.Sally menjawab, “Karena ujung paku yang runcing
memiliki luas penampang kecil, sehingga tekanan terhadap benda menjadi besar”. Guru menanggap balik, “Iya, lengkap sekali jawaban Santi,”
atau “Betul, tepat sekali!”.
3)
Pada saat guru memberikan pertanyaan
kepada siswanya. Jawaban dari siswa kurang benar. Guru tidak boleh berkata,
“Jawabanmu salah!” atau “Bodoh sekali, Kamu!”.Seharusnya guru
berkata, “Ya, jawabanmu sudah baik tetapi masih kurang tepat. Ada pendapat
yang lain?”.
Beragam ucapan-ucapan lain yang bisa dilontarkan guru
secara spontan, kata yang digunakan diusahakan bervariasi agar tetap segar dan
bersemangat. Dengan ucapan atau tanggapan balik tersebut siswa merasa
terpuji, dihargai, diberikan perhatian, dan yang tidak kurang pentingnya adalah
siswa merasa bahwa belajar tersebut sangat bermanfaat bagi dia.
b.
Penguatan
Non Verbal
Memberikan tanggapan balik yang bertujuan agar siswa
terdorong untuk lebih berprestasi, tidak terbatas dalam bentuk ucapan saja.
Banyak bentuk pemberian penguatan yang dapat dipilih oleh guru, sehingga tidak
membosankan bagi siswa. Bentuk-bentuk perbuatan tersebut dapat dibedakan dalam
kategori berikut.
1)
Mimik dan gerak badan
Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila dua orang
atau lebih yang berinteraksi saling berhadapan. Selama proses interaksi
tersebut dipertahankan agar mimik muka atau wajah tidak cemberut, dingin, tanpa
ekspresi, dan tampilan-tampilan lain yang menimbulkan kesan tidak simpatik.
Selama proses pembelajaran, interaksi antara siswa dengan guru berlangsung
terus menerus selama waktu 2 x 40 menit atau 2 x 45 menit.
Selama selang waktu yang relatif
panjang tersebut diharapkan siswa berpartisipasi secara aktif dan untuk
mempertahankan kondisi positif tersebut guru secara berkesinambungan memberikan
berbagai penguatan. Salah satu bentuk penguatan tersebut adalah mimik.
Senyuman, anggukan, gelengan yang mengisyaratkan rasa takjub dengan tanggapan
siswa, mengangkat kedua alis, acungan jempol, dan lain-lain. Variasi-variasi
tersebut dapat dipilih dan divariasikan guru selama proses pembelajaran
berlangsung.
2)
Mendekati
Setiap siswa memiliki kecenderungan yang sangat
mungkin berbeda dengan temannya. Ada siswa yang senang dipuji dan dibesarkan
hatinya dengan kata-kata manis dan simpatik, ada siswa yang puas hanya dengan
senyuman atau tatapan bangga sesaat dari gurunya. Tapi ada siswa yang berharap
lebih dari itu. Mereka lebihsenang kalau guru berada di sampingnya saat memberikan
penguatan.
Tipe siswa
yang lebih suka didekati tersebut. Sebaiknya guru berusaha memenuhi harapan
tersebut. Karena tidak berat bagi guru untuk berpindah dari depan ke tempat
siswa yang baru saja memberi tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan,
atau memberi penjelasan. Mendekati di sini bukan sekedar berdekatan secara
fisik, tetapi digabung dengan bentuk penguatan yang lain, sehingga tidak
terkesan hambar atau dingin.
3)
Sentuhan
Kontak fisik
atau sentuhan yang diberikan oleh guru suatu kebanggaan tersendiri bagi
sekelompok siswa. Bagi siswa yang sudah memberikan jawaban pertanyaan,
melengkapi jawaban temannya atau memberi penjelasan, tanggapan bahkan kritikan
atau meralat argumentasi temannya, guru dapat memberikan penguatan dengan menyalami,
menepuk-nepuk pundak siswa, membelai kepala siswa atau sentuhan lain yang
membuat siswa bangga dan ingin tampil lebih baik lagi.
4)
Kegiatan yang menyenangkan hati
siswa
Guru yang
profesional berusaha mengenal kecenderungan dan karakter semua siswanya. Guru
berusaha mengetahui hal-hal seperti apa yang lebih disenangi oleh siswa.
Sehingga apabila diberikan suatu tugas, mereka merasa senang melakukannya.
Sehubungan dengan pemberian
penguatan di dalam pembelajaran fisika guru juga dapat memilih aktivitas yang
membuat siswa senang. Misalnya, mengajukan pertanyaan yang bersifat kompetisi
dalam menjawab, memperagakan sesuatu di depan kelas, mengerjakan latihan
berbentuk teka-teki silang, melakukan studi tour, atau memberikan tugas proyek
dan banyak lagi aktivitas lain yang dapat dipilih dan divariasikan.
Bentuk
kegiatan yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan kesenangan siswa di dalam
belajar fisika. Misalnya, apabila kelas tersebut dinominasi oleh siswa yang
senang berolahraga. Pada saat mempelajari gerak dalam bidang, guru membawa
siswa ke lapangan untuk memperagakan berbagai bentuk gerak parabola, gerak
melingkar, ataupun gerak pada bidang miring.
5)
Simbol atau benda
Bentuk lain
dari penguatan non verbal adalah simbol atau pemberian hadiah berbentuk benda. Misalnya
guru mempersiapkan mainan kecil dan lucu atau alat tulis, atau mungkin hanya
permen untuk dibagikan kepada siswa yang berpartisipasi secara aktif di dalam
pembelajaran.
Bagi siswa yang mendapatkan
hadiah, pemberian tersebut akan mendorong dia untuk tampil lebih baik
dari sebelumnya. Sedangkan siswa yang lain menjadi lebih bersemangat, juga
ingin mendapat hadiah. Karena hadiah tersebut melambangkan prestasi mereka
dalam belajar fisika. Hadiah dapat memberi kebanggaan dan mendorong semangat
mereka untuk lebih baik lagi pada kesempatan berikutnya.
6)
Penguatan tak penuh
Pada
penguatan ini, siswa yang menyampaikan pendapat yang kurang benar atau tidak
benar tidak langsung disalahkan secara kasar tetapi dengan memberikan penguatan
tetapi tidak penuh, misalnya “Jawabanmu sudah baik, tetapi masih kurang tepat”.
Kemudian guru meminta siswa lain untuk menyempurnakan atau menambahkan sehingga
siswa tadi mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya benar, namun juga tidak
salah.
3.
Penerapan Keterampilan Memberi Penguatan
Hal yang perlu
diperhatikan dalam pemberian penguatan ialah guru harus yakin bahwa siswa akan
menghargainya dan menyadari akan respon yang diberikan guru. Menurut Kunandar (2007:57) pemberian penguatan dapat dilakukan pada saat berikut:
a. Siswa memperhatikan guru, memperhatikan kawan lainnya dan benda yang menjadi tujuan
belajar.
b. Siswa sedang belajar, mengerjakan tugas dari buku,
membaca, dan bekerja di papan tulis.
c. Menyelesaikan hasil kerja.
d. Bekerja dengan kualitas kerja yang baik (kerapian,ketelitian,
keindahan, dan mutu materi).
e. Perbaikan pekerjaan.
f. Ada kategori tingkah laku (tepat, tidak tepat, verbal,
fisik, dan tertulis).
g. Tugas mandiri (perkembangan pada pengarahan diri
sendiri, mengelola tingkah laku sendiri, dan mengambil inisiatif kegiatan
sendiri).
C. Keterampilan Memberi Variasi
1.
Pengertian Keterampilan Memberi
Variasi
Kejenuhan atau kebosanan yang dialami dalam
kegiatan pembelajaran sering terjadi. Ditambah kondisi ruangan tidak nyaman,
performa guru kurang menyejukkan hati siswa, materi yang diajarkan kurang
menarik. Dengan memperbaiki gaya mengajar saja belum dapat mengatasi persolan
yang terjadi. Namun, dengan bervariasinya pembelajaran diharapkan akan dapat
membawa cakrawala kecerahan bagi siswa dalam pembelajaran. Variasi stimulus
adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi pembelajaran yang
ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam pembelajaran siswa
senantiasa menunjukan ketekunan dan penuh partisipasi. Inti tujuan pembelajaran variasi adalah untuk
menumbuhkembangkan perhatian dan minat siswa agar belajar lebih baik (dikutip dari Buku
Ajar Mata Kuliah Pembelajaran Microteaching, (2016:25)).
Jadi, variasi gaya mengajar adalah pengubahan
tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang
bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga siswa memiliki minat belajar
yang tinggi terhadap pelajarannya. Variasi adalah tindakan yang beraneka ragam
yang membuat sesuatu menjadi tidak monoton, di dalam pembelajaran yang membuat
siswa menjadi penasaran, tentunya siswa akan menjadi ingin tahu dan akhirnya ia
akan menjadi aktif dan bertanya tentang hal yang tidak ia ketahui tersebut.
2.
Komponen-komponen Keterampilan
Memberi Variasi
a.
Variasi dalam Gaya Guru Mengajar
1)
Penggunaan Variasi suara (teacher voice): Variasi suara
dalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari
cepat menjadi lambat, dan gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat
memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.
Untuk itu guru menggunakan variasi
suara yang disesuaikan ndengan situasi dan kondisi. Jadi suara guru senantiasa
berganti-ganti, kadang meninggi, kadang cepat, kadang lambat, kadang rendah
(pelan).
2)
Pemusatan perhatian siswa (focusing): Memusatkan perhatian
siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru. Misalnya
dengan perkataan “ Perhatikan ini baik-baik,” atau”Nah, ini penting
sekali“atau”Perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti”.
3)
Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence): Adanyakesenyapan, kebisuan, atau
“Selingan diam” yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat baik
untuk menarik perhatian siswa. Perubahan stimulus dari adannya suara kepada
keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu
dihentikan akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang
terjadi. Misalnya dalam pembelajaran guru melakukan ceramah selama 5 menit lalu
guru melakukan jeda (senyapan) atau berhenti sebentar sambil mengarahkan pandangannyakeseluruh
kelas atau pada siswa agar siswa terfokus ketika melihat tingkah guru yang
tiba-tiba berubah diam, lalu guru melanjutkan kembali.
4)
Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and
movement): Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya,
sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata murid-murid
untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka. Kontak
pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui
perhatian atau pemahaman siswa.
5)
Gerakan badan mimik :Variasi dalam ekspresi wajah guru,
gerakan kepala, dangerak badan adalah aspek yang penting dalam berkomunikasi.
Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan
yang dimaksudkan. Ekspresi wajah misalnya tersenyum, mengerutkan dahi,
cemberut, menaikkan alis mata, untuk menunjukkan kagum, tercengang atau heran.
Gerakan kepala dapat dilakukan dengan bermacam-macam, misalnya menganggukkan,
menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk menunjukkan ukuran, jarak
arah ataupun menjentik untuk menarik perhatian.
6)
Pergantian posisi guru didalam kelas dan gerak guru (teaches
movement) : pergantian posisi guru didalam kelas dapat digunakan untuk
mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali bagi calon guru dalam
menyajikan pelajaran di dalam kelas, biasakan bergerak bebas, tidak kikuk
atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif.
b.
Variasi dalam Pola Interaksi Guru dengan Siswa
Pola interaksi
guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat beraneka ragam coraknya,
mulai dari kegiatan yang didominasikan oleh guru sampai kegiatan sendiri yang
dilakukan oleh siswa. Hal ini bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola
kegiatan pembelajaran. Penggunaan pola interaksi ini dimaksudkan agar tidak
menimbulkan kebosanan, kejemuan serta untuk menghidupkan suasana kelas demi
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
c.
Variasi dalam Penggunaan Media dan Alat Pengajaran
Media dan alat pengajaran, bila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat
digolongkan kedalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan
diraba.Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain
mengharuskan anak menyesuaikan alat setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan
dalam menggunakan alat inderanya. Alat yang termasuk tipe visual, auditif, dan motorik.
Penggunaan alat yang multimedia dan relevan dengan tujuan pengajaran dapat
meningkatkan hasil belajar sehingga lebih bermakna dan tahan lama.
Adapun
variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut:
1) Variasi alat atau bahan yang dapat
dilihat (visual aids): alat atau media yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang
dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diograma, specimen, gambar,
film, dan slide.
2) Variasi alat atau abhan yang dapat
didengar (auditif aids): suara guru termasuk kedalam media komunikasi yang
utama didalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi puisi,
sosiodrama, telepon dapat dipakai sebagai penggunaan indera dengan yang
diariasikan dengan indera lainnya.
3) Variasi alat atau bahan yang dapat
diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik): penggunaan alat yang termasuk
kedalam jenis ini akan dapat menarik perhatian siswa dan dapat melibatkan siswa
dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perseorangan atau
secara kelompok. Yang termasuk kedalam hal ini, misalnya peragaan yang
dilakukan oleh guru atau siswa, model, spesimen, patung, topeng, dan boneka,
dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan atau dimanupulasikan.
4) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar,
dilihat, dan diraba (audio-visual aids): penggunaan alat jenis ini merupakan
tingkat yang paling tinggi karena melibatkan semua indera yang kita miliki. Hal
ini sangat dianjurkan dalam proses belajar-mengajar. Media yang termasuk
misalnya film, televise, radio, slide projector yang diiringi penjelasan guru,
tentu saja penggunaannya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak
dicapai.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keterampilan bertanya merupakan
kemampuan yang dimiliki guru dalam proses pembelajaran untuk meminta keterangan
atau penjelasan dari peserta didik agar memunculkan jawaban (respon).
Jenis-jenis keterampilan bertanya menurut tujuannya yaitu pertanyaan permintaan
(compliance question), pertanyaan
retoris (rhetorical question),
pertanyaan mengarahkan (prompting
question), Pertanyaan menggali (probing question), pertanyaan menurut luas
dan sempitnya sasaran. Sedangkan jenis
pertanyaan menurut tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan bisa terdiri dari
pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi yaitu pertanyaan
pengetahuan, pemahaman, dan aplikatif.
Pemberian penguatan adalah segala bentuk respon
positif atau negatif yang diberikan oleh guru baik yang bersifat verbal ataupun
nonverbal terhadap tingkah laku siswa yang baik sehingga menyebabkan siswa
tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku yang baik
tersebut dan menghilangkan perilaku yang kurang baik. Adapun komponen-komponen
keterampilan memberi penguatan yaitu keterampilan verbal dan non verbal. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian penguatan
ialah guru harus yakin bahwa siswa akan menghargainya dan menyadari akan respon
yang diberikan guru.
variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah
laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan
untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga siswa memiliki minat belajar yang
tinggi terhadap pelajarannya. Variasi adalah tindakan yang beraneka ragam yang
membuat sesuatu menjadi tidak monoton, di dalam pembelajaran yang membuat siswa
menjadi penasaran, tentunya siswa akan menjadi ingin tahu dan akhirnya ia akan
menjadi aktif dan bertanya tentang hal yang tidak ia ketahui tersebut. Komponen-komponen
keterampilan memberi variasi di antaranya variasi dalam gaya guru mengajar, variasi
dalam pola interaksi guru dengan siswa, variasi dalam menggunakan media dan
alat-alat pembelajaran.
B.
Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya
karena terbatasnya pengetahuan. Penulis banyak berharap pembaca dapat memberi kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan ada
penulisan makalah ini di kesempatan-kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fachrurodji,
Ghozali, dkk. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah
Pembelajaran Microteaching. Cirebon: Universitas Muhammadiyah Cirebon.
Kunandar. 2007. Guru Profesiona,
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan Sukses dalam Sertifikasi
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Miska,
Julia. 2013. Keterampilan Bertanya. [Online]. Tersedia: http://gurukita.guru-indonesia.net/artikel_detail-30362.html(Diakses pada tanggal 14
November 2016).
Sadulloh, Uyoh. Dkk. 2010. Pedagogik
(Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.
Tim Dosen Pedagogy. 2016. Pengantar
Didaktik. Yogyakarta: Penerbit K-Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar