Jumat, 03 Februari 2017

ASAS-ASAS DIDAKTIK 1 (KETERAMPILAN BERTANYA, KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN DAN KETERAMPILAN MEMBERI VARIASI)



ASAS-ASAS DIDAKTIK 1
(KETERAMPILAN BERTANYA, KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN DAN KETERAMPILAN MEMBERI VARIASI)

Disusun Untuk MemenuhiTugas Mata KuliahPedagogika
Dosen:
Nurjaman, M.Pd.I


Disusunoleh:
1.      Cucun Kholifah                    (140641087)
2.      Imeilza Redasyafa Insani     (140641097)
3.      Indah Puspita                        (140641096)

Kelas                : SD14-A.3
Kelompok       : 5

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAHDASAR
FAKULTASKEGURUANDANILMUPENDIDIK
AN
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2016

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada Illahi Robbi karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini yang mengambil judul “ASAS-ASAS DIDAKTIK 1 (KETERAMPILAN BERTANYA, KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN DAN KETERAMPILAN MEMBERI VARIASI)”.
            Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu memberikan dorongan dan semangat, sehingga makalah ini dapat terwujud. Secara khusus, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Nurjaman, M.Pd.I selaku Dosen Mata Kuliah Pedagogika dan sekaligus pembimbing penyusunan makalah ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan segala kemampuan yang ada, penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena keterbatasan kemampuan penulis, yang mana masih berada dalam tahap belajar, maka dengan hati terbuka penulis senantiasa akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan untuk penulis sendiri khususnya.

 Cirebon,      November  2016



                                    Penulis





DAFTAR ISI
                                                                          
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I                         PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang 1
B.     Rumusan Masalah 2
C.     Tujuan 2
BAB II            PEMBAHASAN
A.    Keterampilan dalam Bertanya................................................3
1.      Pengertian Keterampilan Bertanya 3
2.      Jenis-jenis Keterampilan Bertanya.......................................4
B.     Keterampilan Memberi Penguatan........................................5
1.      Pengertian Keterampilan Memberi Penguatan.....................5
2.      Komponen-komponen Keterampilan Memberi Penguatan..6
3.      Penerapan Keterampilan Memberi Penguatan.....................9
C.    Keterampilan Memberi Variasi............................................10
1.      Pengertian Keterampilan Memberi Variasi........................10
2.      Komponen-komponen Keterampilan Memberi Variasi.....11
BAB V            PENUTUP
A.    Kesimpulan 15
B.     Saran.........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA 17

                                                                 






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Didalam mengajar dibutuhkan seorang guru yang benar-benar profesional, yang mana seorang guru tidak hanya dituntut untuk bisa mengajar saja, dan juga menguasai kelas, namun jauh dari itu seorang guru harus memiliki ilmu pengetahuan dan skill yang banyak, sehingga dapat menyampaikan ilmu yang diajarkannya kepada peserta didik.
Banyak kita temui terkadang seorang guru hanya asal-asalan saja didalam mengajar, dan tidak mempunyai keterampilan, namun tetap saja mengajar sehingga hasilnya tidak maksimal, oleh karena itu perlu keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang guru.
Ada banyak sekali keterampilan didalam mengajar, namun pada makalah  ini penulis akan menguraikan 3 keterampilan dalam belajar mengajar yaitu keterampilan dalam bertanya, keterampilan memberi penguatan dan keterampilan memberi variasi yang harus dikuasai oleh guru didalam mendidik anak-anaknya agar lebih termotivasidalam belajar.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan keterampilan dalam bertanya?
2.      Apa saja jenis keterampilan dalam bertanya?
3.      Apa yang dimaksud dengan keterampilan memberi penguatan?
4.      Apa saja komponen dalam keterampilan memberi penguatan?
5.      Bagaimana mengaplikasikan keterampilan memberi penguatan?
6.      Apa yang dimaksud dengan keterampilan memberi variasi?
7.      Apa saja komponen dalam keterampilan memberi variasi?



C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya.
2.      Untuk mengetahui apa saja jenis keterampilan bertanya.
3.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan memberi penguatan.
4.      Untuk mengetahui apa saja komponen dalam keterampilan memberi penguatan.
5.      Untuk mengetahui cara mengaplikasikan keterampilan memberi penguatan.
6.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan memberi variasi.
7.      Untuk mengetahui apa saja komponen dalam keterampilan memberi variasi.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Keterampilan dalam Bertanya
1.      Pengertian Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi sangat membosankan, jika selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam suatu proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik (dalam http://gurukita.guru-indonesia.net/artikel_detail-30362.html).
Pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan dengan tepat akan menjadi alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa. Oleh sebab itu guru harus menguasai berbagai teknik bertanya dan guru harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang dikemukakan oleh siswa, serta memberikan tanggapan yang positif terhadap siswa.
Penguasaan teknik bertanya merupakan suatu penunjang agar siswa belajar dengan aktif. Teknik dasar bertanya dilakukan dalam pembelajaran antara lain:
a.       Pertanyaan yang diajukan harus jelas dan langsung diajukan kepada semua siswa, dan berikan waktu secukupnya untuk berpikir menjawabnya.
b.      Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan.
c.       Mempersilahkan siswa untuk menjawab.
d.      Memotivasi siswa agar mendengar jawaban.
Jadi, keterampilan bertanya merupakan kemampuan yang dimiliki guru dalam proses pembelajaran untuk meminta keterangan atau penjelasan dari peserta didik agar memunculkan jawaban (respon)
2.      Jenis-jenis Keterampilan Bertanya
Jenis-jenis pertanyaan menurut tujuannya (dikutip dari Buku Ajar Mata Kuliah Pembelajaran Microteaching, (2016:25)) antara lain:
a.       Pertanyaan permintaan (compliance question),yakni pertanyaan yang mengandung unsure suruhan dengan harapan agar siswa dapat mematuhi perintah yang diucapkan, oleh karena itu pertanyaan ini tidak mengharapkan jawaban dari siswa, akan tetapi yang diharapkan adalah tindakan siswa.
b.      Pertanyaan retoris (rhetorical question), yakni pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban dari siswa, akan tetapi kita sendiri yang menjawabnya.
c.       Pertanyaan mengarahkan (prompting question), pertanyaan yang diajukan untuk mengarahkan siswa dalam proses berpikir.
d.      Pertanyaan menggali (probing question), pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawabannya.
e.       Pertanyaan menurut luas dan sempitnya sasaran.
Sedangkan jenis pertanyaan menurut tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan bisa terdiri dari pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi yaitu:
a.       Pertanyaan pengetahuan, yakni pertanyaan yang memiliki tingkat kesulitan yang paling rendah, karena hanya mengandalkan kemampuan mengingat fakta atau data, oleh sebab itu dinamakan juga pertanyaan yan menghendaki agar siswa dapat mengungkapkan kembali.
b.      Pertanyaan pemahaman, dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan, pertanyaan jenis pertama, oleh sebab itu pertanyaan ini tidak hanya sekedar mengharapkan siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang diingatkannya, akan tetapi pertanyaan yang mengharapkan kemampuan siswa untuk memperjelas gagasan.
c.        Pertanyaan aplikatif, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban agar siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya.

B.       Keterampilan Memberi Penguatan
1.    Pengertain Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Secara psikologis setiap orang mengharapkan adanya penghargaan terhadap suatu usaha bahwa hasil yang telah dilakukannya. Melalui penghargaan yang diperolehnya, seseorang akan merasakan bahwa hasil perbuatannya tersebut dihargai dan oleh karenanya akan menjadi pemacu untuk berusaha meningkatkan prestasi atau berbuat yang terbaik dalam hidupnya. Menurut Fachrurodji (2016:26) pennguatan adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu doronga ataupun koreksi.
Keterampilan dasar penguatan adalah segala  bentuk  respons  yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan  untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya atau responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan koreksi. Melalui keterampilan penguatan (reinforcement) yang diberikan guru, maka siswa akan merasa terdorong untuk memberikan respon setiap muncul stimulus dari guru, atau siswa akan berusaha menghindari respon yang dianggap tidak bermanfaat. Penguatan juga berguna untuk mendorong siswa memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan kerjanya.
Dapat disimpulkan bahwa pemberian penguatan adalah segala bentuk respon positif atau negatif yang diberikan oleh guru baik yang bersifat verbal ataupun nonverbal terhadap tingkah laku siswa yang baik sehingga menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku yang baik tersebut dan menghilangkan perilaku yang kurang baik.
2.    Komponen-komponen Keterampilan Memberi Penguatan
Adapun komponen-komponen dalam keterampilan memberi penguatan antara lain:
a.    Penguatan Verbal
Salah satu bentuk penguatan yang bisa diberikan oleh guru untuk memotivasi siswa agar berpartisipasi dalam pembelajaran adalah lewat ucapan. Segala ungkapan kata-kata yang dilontarkan guru untuk menanggapi balik aktivitas siswa termasuk ke dalam penguatan verbal.Beberapa contoh pemberian penguatan verbal, yakni:
1)      Guru bertanya ,“Konsep apa yang diterapkan pada kapal laut?”. Beny mengacungkan tangan dan menjawab, “Hukum Archimedes,Bu!”.Guru menanggap balik, “Ya benar. Bagaimana bunyi Hukum Archimedes?”. Beny menjawab, “Setiap benda padat yang dimasukan ke dalam zat cair akan mendapat gaya ke atas seberat zat cair yang dipisahkan. Gaya ke atas itulah yang membuat kapal terapung di dalam air.Guru menanggapi, “Hebat Beny. Kita beri tepuk tangan buat Beny.”
2)      Pada saat belajar tentang tekanan, guru mengajukan pertanyaan, “Mengapa ujung paku dibuat runcing?”.Sally menjawab, “Karena ujung paku yang runcing memiliki luas penampang kecil, sehingga tekanan terhadap benda menjadi besar”. Guru menanggap balik, “Iya, lengkap sekali jawaban Santi,” atau “Betul, tepat sekali!”.
3)      Pada saat guru memberikan pertanyaan kepada siswanya. Jawaban dari siswa kurang benar. Guru tidak boleh berkata, “Jawabanmu salah!” atau “Bodoh sekali, Kamu!”.Seharusnya guru berkata, “Ya, jawabanmu sudah baik tetapi masih kurang tepat. Ada pendapat yang lain?”.
Beragam ucapan-ucapan lain yang bisa dilontarkan guru secara spontan, kata yang digunakan diusahakan bervariasi agar tetap segar dan bersemangat.  Dengan ucapan atau tanggapan balik tersebut siswa merasa terpuji, dihargai, diberikan perhatian, dan yang tidak kurang pentingnya adalah siswa merasa bahwa belajar tersebut sangat bermanfaat bagi dia.
b.    Penguatan Non Verbal
Memberikan tanggapan balik yang bertujuan agar siswa terdorong untuk lebih berprestasi, tidak terbatas dalam bentuk ucapan saja. Banyak bentuk pemberian penguatan yang dapat dipilih oleh guru, sehingga tidak membosankan bagi siswa. Bentuk-bentuk perbuatan tersebut dapat dibedakan dalam kategori berikut.
1)      Mimik dan gerak badan
Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila dua orang atau lebih yang berinteraksi saling berhadapan. Selama proses interaksi tersebut dipertahankan agar mimik muka atau wajah tidak cemberut, dingin, tanpa ekspresi, dan tampilan-tampilan lain yang menimbulkan kesan tidak simpatik. Selama proses pembelajaran, interaksi antara siswa dengan guru berlangsung terus menerus selama waktu 2 x 40 menit atau 2 x 45 menit.
Selama selang waktu yang relatif panjang tersebut diharapkan siswa berpartisipasi secara aktif dan untuk mempertahankan kondisi positif tersebut guru secara berkesinambungan memberikan berbagai penguatan. Salah satu bentuk penguatan tersebut adalah mimik. Senyuman, anggukan, gelengan yang mengisyaratkan rasa takjub dengan tanggapan siswa, mengangkat kedua alis, acungan jempol, dan lain-lain. Variasi-variasi tersebut dapat dipilih dan divariasikan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
2)      Mendekati
Setiap siswa memiliki kecenderungan yang sangat mungkin berbeda dengan temannya. Ada siswa yang senang dipuji dan dibesarkan hatinya dengan kata-kata manis dan simpatik, ada siswa yang puas hanya dengan senyuman atau tatapan bangga sesaat dari gurunya. Tapi ada siswa yang berharap lebih dari itu. Mereka lebihsenang kalau guru berada di sampingnya saat memberikan penguatan.
Tipe siswa yang lebih suka didekati tersebut. Sebaiknya guru berusaha memenuhi harapan tersebut. Karena tidak berat bagi guru untuk berpindah dari depan ke tempat siswa yang baru saja memberi tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan, atau memberi penjelasan. Mendekati di sini bukan sekedar berdekatan secara fisik, tetapi digabung dengan bentuk penguatan yang lain, sehingga tidak terkesan hambar atau dingin.
3) Sentuhan
Kontak fisik atau sentuhan yang diberikan oleh guru suatu kebanggaan tersendiri bagi sekelompok siswa. Bagi siswa yang sudah memberikan jawaban pertanyaan, melengkapi jawaban temannya atau memberi penjelasan, tanggapan bahkan kritikan atau meralat argumentasi temannya, guru dapat memberikan penguatan dengan menyalami, menepuk-nepuk pundak siswa, membelai kepala siswa atau sentuhan lain yang membuat siswa bangga dan ingin tampil lebih baik lagi.
4)      Kegiatan yang menyenangkan hati siswa
Guru yang profesional berusaha mengenal kecenderungan dan karakter semua siswanya. Guru berusaha mengetahui hal-hal seperti apa yang lebih disenangi oleh siswa. Sehingga apabila diberikan suatu tugas, mereka merasa senang melakukannya.
Sehubungan dengan pemberian penguatan di dalam pembelajaran fisika guru juga dapat memilih aktivitas yang membuat siswa senang. Misalnya, mengajukan pertanyaan yang bersifat kompetisi dalam menjawab, memperagakan sesuatu di depan kelas, mengerjakan latihan berbentuk teka-teki silang, melakukan studi tour, atau memberikan tugas proyek dan banyak lagi aktivitas lain yang dapat dipilih dan divariasikan.
Bentuk kegiatan yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan kesenangan siswa di dalam belajar fisika. Misalnya, apabila kelas tersebut dinominasi oleh siswa yang senang berolahraga. Pada saat mempelajari gerak dalam bidang, guru membawa siswa ke lapangan untuk memperagakan berbagai bentuk gerak parabola, gerak melingkar, ataupun gerak pada bidang miring.
5)      Simbol atau benda
Bentuk lain dari penguatan non verbal adalah simbol atau pemberian hadiah berbentuk benda. Misalnya guru mempersiapkan mainan kecil dan lucu atau alat tulis, atau mungkin hanya permen untuk dibagikan kepada siswa yang berpartisipasi secara aktif di dalam pembelajaran.
Bagi siswa yang mendapatkan  hadiah, pemberian tersebut  akan mendorong dia untuk tampil lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan siswa yang lain menjadi lebih bersemangat, juga ingin mendapat hadiah. Karena hadiah tersebut melambangkan prestasi mereka dalam belajar fisika. Hadiah dapat memberi kebanggaan dan mendorong semangat mereka untuk lebih baik lagi pada kesempatan berikutnya.
6)      Penguatan tak penuh
Pada penguatan ini, siswa yang menyampaikan pendapat yang kurang benar atau tidak benar tidak langsung disalahkan secara kasar tetapi dengan memberikan penguatan tetapi tidak penuh, misalnya “Jawabanmu sudah baik, tetapi masih kurang tepat”. Kemudian guru meminta siswa lain untuk menyempurnakan atau menambahkan sehingga siswa tadi mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya benar, namun juga tidak salah.


3.    Penerapan Keterampilan Memberi Penguatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian penguatan ialah guru harus yakin bahwa siswa akan menghargainya dan menyadari akan respon yang diberikan guru. Menurut Kunandar (2007:57) pemberian penguatan dapat dilakukan pada saat berikut:
a.    Siswa memperhatikan guru, memperhatikan kawan  lainnya dan benda yang menjadi tujuan belajar.
b.    Siswa sedang belajar, mengerjakan tugas dari buku, membaca, dan bekerja di papan tulis.
c.    Menyelesaikan hasil kerja.
d.   Bekerja dengan kualitas kerja yang baik (kerapian,ketelitian, keindahan, dan  mutu materi).
e.    Perbaikan pekerjaan.
f.     Ada kategori tingkah laku (tepat, tidak tepat, verbal, fisik, dan tertulis).
g.    Tugas mandiri (perkembangan pada pengarahan diri sendiri, mengelola tingkah laku sendiri, dan mengambil inisiatif kegiatan sendiri).

C.      Keterampilan Memberi Variasi
1.    Pengertian Keterampilan Memberi Variasi
Kejenuhan atau kebosanan yang dialami dalam kegiatan pembelajaran sering terjadi. Ditambah kondisi ruangan tidak nyaman, performa guru kurang menyejukkan hati siswa, materi yang diajarkan kurang menarik. Dengan memperbaiki gaya mengajar saja belum dapat mengatasi persolan yang terjadi. Namun, dengan bervariasinya pembelajaran diharapkan akan dapat membawa cakrawala kecerahan bagi siswa dalam pembelajaran. Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam pembelajaran siswa senantiasa menunjukan ketekunan dan penuh partisipasi. Inti tujuan  pembelajaran variasi adalah untuk menumbuhkembangkan perhatian dan minat siswa agar belajar lebih baik (dikutip dari Buku Ajar Mata Kuliah Pembelajaran Microteaching, (2016:25)).
Jadi, variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Variasi adalah tindakan yang beraneka ragam yang membuat sesuatu menjadi tidak monoton, di dalam pembelajaran yang membuat siswa menjadi penasaran, tentunya siswa akan menjadi ingin tahu dan akhirnya ia akan menjadi aktif dan bertanya tentang hal yang tidak ia ketahui tersebut.
2.    Komponen-komponen Keterampilan Memberi Variasi
a.         Variasi dalam Gaya Guru Mengajar
1)        Penggunaan Variasi suara (teacher voice): Variasi suara dalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dan gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.
Untuk itu guru menggunakan variasi suara yang disesuaikan ndengan situasi dan kondisi. Jadi suara guru senantiasa berganti-ganti, kadang meninggi, kadang cepat, kadang lambat, kadang rendah (pelan).
2)        Pemusatan perhatian siswa (focusing): Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru. Misalnya dengan perkataan “ Perhatikan ini baik-baik,” atau”Nah, ini penting sekali“atau”Perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti.
3)        Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence): Adanyakesenyapan, kebisuan, atau “Selingan diam” yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat baik untuk menarik perhatian siswa. Perubahan stimulus dari adannya suara kepada keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan dapat menarik perhatian karena  siswa ingin tahu apa yang terjadi. Misalnya dalam pembelajaran guru melakukan ceramah selama 5 menit lalu guru melakukan jeda (senyapan) atau berhenti sebentar sambil mengarahkan pandangannyakeseluruh kelas atau pada siswa agar siswa terfokus ketika melihat tingkah guru yang tiba-tiba berubah diam, lalu guru melanjutkan kembali.
4)        Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement): Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata murid-murid untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa.
5)        Gerakan badan mimik :Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dangerak badan adalah aspek yang penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. Ekspresi wajah misalnya tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, untuk menunjukkan kagum, tercengang atau heran. Gerakan kepala dapat dilakukan dengan bermacam-macam, misalnya menganggukkan, menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk menunjukkan ukuran, jarak arah ataupun menjentik untuk menarik perhatian.
6)        Pergantian posisi guru didalam kelas dan gerak guru (teaches movement) : pergantian posisi guru didalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali bagi calon guru dalam menyajikan pelajaran di dalam kelas,  biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif.
b.         Variasi dalam Pola Interaksi Guru dengan Siswa
Pola interaksi guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasikan oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan oleh siswa. Hal ini bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Penggunaan pola interaksi ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
c.         Variasi dalam Penggunaan Media dan Alat Pengajaran
Media dan alat pengajaran, bila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat digolongkan kedalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba.Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain mengharuskan anak menyesuaikan alat setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya. Alat yang termasuk tipe visual, auditif, dan motorik. Penggunaan alat yang multimedia dan relevan dengan tujuan pengajaran dapat meningkatkan hasil belajar sehingga lebih bermakna dan tahan lama.
Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut:
1)      Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids): alat atau media yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diograma, specimen, gambar, film, dan slide.
2)      Variasi alat atau abhan yang dapat didengar (auditif aids): suara guru termasuk kedalam media komunikasi yang utama didalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi puisi, sosiodrama, telepon dapat dipakai sebagai penggunaan indera dengan yang diariasikan dengan indera lainnya.
3)      Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik): penggunaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan dapat menarik perhatian siswa dan dapat melibatkan siswa dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perseorangan atau secara kelompok. Yang termasuk kedalam hal ini, misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model, spesimen, patung, topeng, dan boneka, dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan atau dimanupulasikan.
4)      Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids): penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi karena melibatkan semua indera yang kita miliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam proses belajar-mengajar. Media yang termasuk misalnya film, televise, radio, slide projector yang diiringi penjelasan guru, tentu saja penggunaannya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.

















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Keterampilan bertanya merupakan kemampuan yang dimiliki guru dalam proses pembelajaran untuk meminta keterangan atau penjelasan dari peserta didik agar memunculkan jawaban (respon). Jenis-jenis keterampilan bertanya menurut tujuannya yaitu pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan (prompting question), Pertanyaan menggali (probing question), pertanyaan menurut luas dan sempitnya sasaran. Sedangkan jenis pertanyaan menurut tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan bisa terdiri dari pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi yaitu pertanyaan pengetahuan, pemahaman, dan aplikatif.
Pemberian penguatan adalah segala bentuk respon positif atau negatif yang diberikan oleh guru baik yang bersifat verbal ataupun nonverbal terhadap tingkah laku siswa yang baik sehingga menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku yang baik tersebut dan menghilangkan perilaku yang kurang baik. Adapun komponen-komponen keterampilan memberi penguatan yaitu keterampilan verbal dan non verbal. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian penguatan ialah guru harus yakin bahwa siswa akan menghargainya dan menyadari akan respon yang diberikan guru.
variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Variasi adalah tindakan yang beraneka ragam yang membuat sesuatu menjadi tidak monoton, di dalam pembelajaran yang membuat siswa menjadi penasaran, tentunya siswa akan menjadi ingin tahu dan akhirnya ia akan menjadi aktif dan bertanya tentang hal yang tidak ia ketahui tersebut. Komponen-komponen keterampilan memberi variasi di antaranya variasi dalam gaya guru mengajar, variasi dalam pola interaksi guru dengan siswa, variasi dalam menggunakan media dan alat-alat pembelajaran.

B.       Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan. Penulis banyak  berharap pembaca dapat memberi kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan ada penulisan makalah ini di kesempatan-kesempatan berikutnya.





















DAFTAR PUSTAKA

Fachrurodji, Ghozali, dkk. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Pembelajaran Microteaching. Cirebon: Universitas Muhammadiyah Cirebon.
Kunandar. 2007. Guru Profesiona, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Miska, Julia. 2013. Keterampilan Bertanya. [Online]. Tersedia: http://gurukita.guru-indonesia.net/artikel_detail-30362.html(Diakses pada tanggal 14 November 2016).
Sadulloh, Uyoh. Dkk. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.
Tim Dosen Pedagogy. 2016. Pengantar Didaktik. Yogyakarta: Penerbit K-Media.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar