MAKALAH
MENGINTERPRETASIKAN
ARAH PENDIDIKAN MANUSIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pedagogika
Semester
Ganjil
Dosen
: Nurjaman,
M. Pd

Disusun oleh:
Rizqo
Toyyiba (140641100)
Ulfa
Surya W (140641090)
Vini Laviani (140641095)
Kelompok
4
Kelas: SD-14 A.3
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
CIREBON
2016
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb .
Puji serta syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tugas ini
berhasil tersusun karena kerjasama dalam kelompok yang sangat baik, dan karena
bantuan dari pihak-pihak lain yang senantiasa membantu kami. Semoga dapat
memberikan wawasan tambahan kepada para pembaca.
Tak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada Dosen mata kuliah Pedagogika yang telah memberikan arahan
kepada kami sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah ikut berpartisipasi
meluangkan waktunya untuk sekedar membantu kami.
Makalah Menginterpretasikan Arah
Pendidikan Manusia ini disajikan dalam konsep dan bahasa yang sederhana
sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami mengenai Menginterpretasikan
Arah Pendidikan Manusia. Akhir kata, kami berharap dengan adanya tugas ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan para Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Cirebon khususnya. Kami juga mengucapkan terima kasih dan mohon
maaf jika terdapat kesalahan dalam
pembuatan makalah ini.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Cirebon, November 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................
i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................
1
A. Latar belakang.........................................................................................
1
B. Rumusan masalah....................................................................................
2
C. Tujuan.....................................................................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN...............................................................................
3
A. Pengertian
Pembelajaran.........................................................................
3
B. Pengertian
Tujuan Pembelajaran.............................................................
3
C. Pengertian
Kognitif.................................................................................
4
1. Pengertian
Ranah Kognitif...............................................................
4
2. Tujuan
Ranah Kognitif.....................................................................
6
D. Pengertian
Ranah Afektif.......................................................................
6
1. Pengertian
Aspek Afektif................................................................
6
E. Pengertian
Psikomotorik...........................................................................
8
1. Pengertian
Ranah Psikomotorik.......................................................
8
2. Keterampilan
motorik pada pelajaran IPS........................................
9
3. Penilaian
Ranah Psikomotorik..........................................................
9
BAB
III PENUTUP........................................................................................ 11
A. Kesimpulan............................................................................................. 11
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan
suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh.
Pendidikan merupakan pembagian dari sejarah. Untuk mengemas pendidikan sejarah
sehingga dapat menghasilkan
internalisasi nilai, diperlukan adanya
pengorganisasian bahan yang beraneka
ragam
serta metode sajian yang bervariasi.
Disamping
itu gaya belajar,
peserta didik juga perlu mendapat perhatian, agar
tidak kehilangan bingkai moral dan afeksi
dari seluruh tujuan pengajaran yang
telah ada. Karena
tanpa bingkai moral, pengajaran sejarah
yang
terlalu mengedepankan aspek kognitif
tidak
akan banyak pengaruhnya dalam rangka
memantapkan apa yang sering disebut
sebagai
jati diri kepribadian bangsa.
Dan apa itu pembelajaran? Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada sutu lingkungan
belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Disisi
lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi
sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda.
Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta
didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu
objektif yang ditentukan (aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik)
seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai
pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Dan tujuan dari pembelajaran sendiri adalah tercapainya perubahan
perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tercapainya perubahan perilaku atau
kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
A.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang diatas maka terdapat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan pembelajaran?
2. Apa
tujuan dari pembelajaran?
3. Apa
yang dimaksud dengan ranah kognitif?
4. Apa
tujuan dari ranah kognitif?
5. Apa
yang dimaksud dengan ranah afektif?
6. Apa
yang dimaksud dengan ranah psikomotorik?
7. Bagaimana
penilaian pada ranah psikomotorik?
B.
Tujuan
Penulisan
Dari
rumusan masalah diatas maka terdapat tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengertian pembelajaran
2. Untuk
mengetahui tujuan pembelajaran
3. Untuk
mengetahui pengertian ranah kognitif
4. Untuk
mengetahui tujuan dari ranah kognitif
5. Untuk
mengetahui pengertian ranah afektif
6. Untuk
mengetahui pengertian ranah psikomotorik
7. Untuk
mengetahui penilaian pada ranah psikomotorik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pembelajaran
Menurut
Prof. Dr. Sudarwan Danim Tahun 2010 menjelaskan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Pengertian
pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan
ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pengertian pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai
konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik
dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek
afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik,
namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai
pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran
menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
B.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran
(instructional
objective) adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi,
dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran tertentu. Hal ini didasarkan berbagai pendapat tentang makna tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional.
Pengertian
lainnya bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifikasi yang
dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan
untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
C.
Pengertian Kognitif
1.
Pengertian Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala
upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Menurut Prof. Dr.
Sudarwan Danim Tahun 2010, Ranah
kognitif memiliki enam jenjang atau
aspek, yaitu:
1) Pengetahuan (knowledge)
Knowledge adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat
kembali (recall) atau mengenali
kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah
merupakan proses berfikir yang paling rendah.
2) Pemahaman (comprehension)
Comprehension adalah kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami
sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih
rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman
merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan
atau hafalan.
3) Penerapan (application)
Application
adalah kesanggupan
seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun
metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam
situasi yang baru dan kongkret.
4) Analisis (analysis)
Analysis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan
mampu
memahami hubungan di
antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
5) Sintesis (syntesis)
Syntesis adalah kemampuan berfikir yang
merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu
proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga
menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru.
Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis.
Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta
didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah
diajarkan oleh islam.
6) Penilaian, penghargaan atau evaluasi
(evaluation)
Evaluation adalah merupakan
jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom.
Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang
dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang
terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
Menurut Buku Prof. Dr. Sudarwan
Denim Dan Dr. H. Khiaril bahwa metode pemecahan masalah tidak mendikotomikan
aktifitas siswa-guru, bembelajaran tidak bersifat “kognitif” pada satu titik
dan “narasi” pada titik yang lain. Pembelajaran selalu “kognitif” apakah
mempersiapkan proyek pembelajaran atau terlibat dalam dialog dengan siswa.
proses pembelajaran tidak menganggap benda yang dapat diketahui sebagai milik
pribadi, tetapi sebagai objek refleksi sendiri dan siswa. dengan cara ini,
pendidik selalu tampil kembali ke bentuk refleksi pada refleksi siswa. siswa
tidak lagi menjadi pendengar yang jinak.
2.
Tujuan dari Ranah Kognitif
Tujuan ranah kognitif berorientasi pada
kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana,
yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa
untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian
aspek kognitif adalah sub taksonomi
yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat
pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
D.
Pengertian
Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif
tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik
dalam berbagai tingkah laku.
Menurut Pengantar Ditaktik yang dikutip dari
Krathwohl, 1964 Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima
jenjang, yaitu:
1. Penerimaan
Mengacu kepada kesukarelaan dan
kemampuan memprhatikan dari memberikan respons terhadap simulasi yang tepat. Pada
jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau
nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri
kedalam nilai itu atau meng-identifikasikan diri dengan nilai itu. Contah hasil
belajar afektif jenjang receiving, misalnya: peserta didik bahwa disiplin wajib
di tegakkan, sifat malas dan tidak di siplin harus disingkirkan jauh-jauh.
2. Pemberian respons
Satu tingkat diatas penerimaan. Dalam
hal ini siswa menjadi tersangkut secara aktif, menjadi peserta, dan tertarik. Contoh hasil belajar ranah afektif
responding adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih
jauh atau menggeli lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.
3. Penilaian
Mengacu
kepda nilai atau pentingnya kita menterkaitkan dari pada objek atau kejadian
tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak, atau tidak
menghiraukan,
Dalam kaitan dalam proses belajar
mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan
tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik
atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk
mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani
proses penilaian. Nilai itu mulai di camkan (internalized)
dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta
didik. Contoh hasil belajar efektif jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan
yang kuat pada diri peseta didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah,
dirumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
4. Pengorganisasian
Organization, artinya mempertemukan perbedaan nilai
sehingga terbentuk nilai baru yang universal,
yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan
pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya
hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan perioritas nilai yang
telah dimilikinya.
5. Karakterisasi
Mengacu kepada karakter dan gaya hidup
seseorang. Nilai-nilai sangat berkembang dengan teratur sehingga tingkah laku
menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi
dalam suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada
sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya.
E.
Pengertian Psikomotorik
1. Pengertian Ranah
Psikomotorik
Ranah psikomotor merupakan ranah
yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari,
memukul, dan sebagainya. Menurut
Pengantar Ditaktik yang dikutip dari Dave, 1970 tujuan psikomotor terbagi dalam
lima kategori yaitu:
a. Peniruan, terjadi ketika siswa
mengamati suatu gerakan. Mulai member respon, serupa dengan yang diamati.
b. Manipulasi, menekankan perkembangan
kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang
menetapkan suatu penampilan, melalui latihan.
c. Ketetapan, menekankan kecermatan,
proporsi, dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan.
d. Artikulasi, menekankan koordinasi
suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang
dihrapkan atau konsisten internal di antara gerakan-gerakan yang berbeda.
e. Pengalamiah, menurut tingkah laku
yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energy fisik maupun psikis.
2.
Keterampilan pada Motorik
Menurut Hanikah Tahun 2016
halaman 44-45 menjelaskan bahwa keterampilan motorik atau motorik skill
merupakan salah satu keterampilan yang paling nyata dari kemampuan manusia.
Keterampilan ini dapat dikembangkan dan dibina melalui keterampilan berbuat,
berlatih, dan koordinasi indera serta anggota badan. Dalam proses belajar
mengajar
keterampilan motorik tampak dalam kegiatan menggambar, menggaris, membuat
peta, membuat model, menggunting, dan sebagainya. Conohnya pada proses belajar
mengajar dalam pengajaran IPS yang menggali kenyataan hidup dengan menggunakan
berbagai media pengajaran, merupakan sarana yang baik untuk melatih
keterampilan motorik siswa. dalam hal ini guru dapat memberi tugas mengumpulkan
berbagai artikel, berbagai gambar, berbagai potret, dan bahkan membuat
perlengkapan tertentu, misalnya alat peraga yang digunakan dalam proses belajar
mengajar IPS.
Semua ini dapat melatih
keterampilan motorik atau fisik siswa. untuk meningkatkan keterampilan motorik,
siswa harus banyak melakukan latihan-latihan. Sebagai contoh guru memberi tugas
kepada siswa untuk melakukan kunjungan ke berbagai instansi untuk mengumpulkan
berbagai informasi yang berhubungan dengan IPS. Selain itu siswa juga dapat
diberi tugas untuk menyusun karya tulis tentang gejala, peristiwa, dan masalah
social yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Seorang guru yang kreatif
tidak akan kehabisan bahan untuk melatih keterampilan motorik siswa.
2.
Penilaian Ranah Psikomotorik
Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan
menggunakan observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian banyak
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu
kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil
dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik
ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam
simulasi, dan penggunaan alins ketika belajar.
Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan itu
berlangsung. Pengamat terlebih dahulu harus menetapkan kisi-kisi tingkah laku
apa yang hendak diobservasinya, lalu dibuat pedoman agar memudahkan dalam
pengisian observasi. Pengisian hasil observasi dalam pedoman yang dibuat
sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam bentuk uraian mengenai tingkah laku
yang tampak untuk diobservasi, bisa pula dalam bentuk memberi tanda cek (√)
pada kolom jawaban hasil observasi.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Tujuan pembelajaran
(instructional
objective) adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi,
dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran tertentu.
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk
dalam ranah kognitif. Ranah
kognitif memiliki enam jenjang atau
aspek, yaitu:
1) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
2) Pemahaman (comprehension)
3) Penerapan (application)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (syntesis)
6) Penilaian, penghargaan atau evaluasi
(evaluation)
Tujuan aspek kognitif berorientasi
pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih
sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah. Ranah afektif adalah ranah yang
berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti
perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Ranah
psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah
seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. Dkk (2010)
Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta, Cv.
Hanikah. Dkk (2016)
pembelajaran IPS. Cirebon: Universitas Muhammadiyah Cirebon.
Haryati, mimin. (2009) Model
dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada
Press.
Sadulloh, Uyoh. Dkk (2014) PEDAGOGI (Ilmu
Mendidik). Bandung: Alfabeta, Cv.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar