ASAS-ASAS
DIDAKTIK II
MAKALAH
Disusun untuk
memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendagogika
Dosen: Nurjaman,
M. Pd

Disusun
Oleh:
Faris
Panjidillah (140641264)
Fita
Apriliani (1406410)
Julaekha
(140641094)
Kelas
: SD 14 - A.3
Kelompok: 6
PROGRAM STUDI S1
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2016
Segala puji serta
syukur penulis panjatkan kepada Illahi Robbi karena atas segala rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini yang mengambil judul“ Asas-Asas
Didaktik II”.
Penulis
mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantu dorongan dan semangat, sehingga makalah ini dapat terwujud. Secara
khusus, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Nurjaman M.Pd selaku Dosen
pengampu mata kuliah Pendagogika sekaligus pembimbing penyusunan makalah ini.
Penulis telah berusaha
semaksimal mungkin dengan segala kemampuan yang ada, penulis juga menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena
keterbatasan kemampuan penulis, yang mana masih berada dalam tahap belajar,
maka dengan hati terbuka penulis senantiasa akan menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan untuk penulis sendiri khususnya.
Cirebon,
Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
i
DAFTAR
ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
1
B. Rumusan
Masalah
2
C.
Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Keterampilan Menjelaskan
3
B.
Keterampilan Membuka dan Menutup
Pembelajaran
5
C.
Kerampilan Proses
8
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
10
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
12
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat manusia.
Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang baik pada
diri seseorang. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu mengajar dan
diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya dilakukan oleh seseorang
guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai tiga peranan yaitu sebagai
pengajar, pembimbing dan administrator kelas.
Guru
sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Oleh
sebab itu, guru dituntut untuk menguasai seperangkat pengetahuan dan
keteramilan dalam mengajar. Guru sebagai pembimbing diharapkan dapat memberikan
bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Peranan ini
termasuk ke dalam aspek pendidik sebab tidak hanya menyampaikan ilmu
pengetahuan, melainkan juga mendidik untuk mengalihkan nilai-nilai kehidupan.
Hal tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah sikap yang mengubah
tingkah laku peserta menjadi lebih baik.
Guru
sebagai administrator kelas berperan dalam pengelolaan proses belajar mengajar
di kelas. Guru merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan nasional. Guru yang berkualitas, profesional dan berpengetahuan,
tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Berdasarkan
Standar Nasional Kependidikan, guru harus memiliki empat kompetensi dasar yaitu
kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi
profesional. Namun, kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru saat ini masih
terbatas, sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengoptimalkan
kompetensi-kompetensi tersebut. Kompetensi-kompetensi yang akan dibahas dalam
makalah ini terbatas pada kompetensi-kompetensi kepribadian dan kompetensi
profesional. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus
dimiliki guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa dan
menjadi teladan bagi peserta didik.Kompetensi profesional adalah kemampuan guru
dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan.
Guru yang
bermutu dan profesional menjadi tuntutan masyarakat seiring dengan tuntutan
persyaratan kerja yang semakin ketat mengikuti kemajuan era globalisasi.Untuk
membentuk guru yang profesional sangat tergantung pada banyak hal yaitu guru
itu sendiri, pemerintah, masyarakat dan orang tua.Berdasarkan kenyataan yang
ada, pemerintah telah mengupayakan berbagai hal, diantaranya sertifikasi guru.
Dengan adanya program sertifikasi tersebut, kualitas mengajar guru akan lebih
baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan?
2. Apa
yang dimaksud dengan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran?
3. Apa
yang dimaksud dengan keterampilan proses?
C. Tujuan Masalah
Tujuan
dalam pembuatan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui yang dimaksud dengan
keterampilan menjelaskan.
2. Mengetahui yang dimaksud dengan
keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
3. Mengetahui yang dimaksud dengan
keterampilan proses.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan dalam menjelaskan dalam
pembelajaran ialah penyajian informasi secara lisan yang dikelola secara
sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Ciri utama keterampilan menjelaskan yaitu penyampaian informasi yang terencana
dengan baik, disajikan dengan benar, serta urutan yang cocok.
Memberikan penjelasan merupakan
salah satu aspek yang terpenting dalam perbuatan guru. Ada beberapa alasan
mengapa keterampilan menjelaskan perlu dikuasai oleh guru dalam pembelajaran,
antara lain:
1. Pada
umumnya interaksi komunikasi lisan didalam kelas didominasi oleh guru.
2. Sebagian
besar kegiatan guru adalah informasi. Untuk itu efektivitas pembicaraan perlu
di tingkatkan.
3. Materi
yang ada dalam buku sering kurang di pahami siswa, sehingga perlu dijelaskan
lebih lanjut dari guru.
4. Informasi
yang diperoleh siswa agak terbatas.
Komponen-komponen yang
harus di perhatikan dalam memberikan penjelasan adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan
pesan yang disampaikan.
2. Menggunakan
contoh-contoh.
3. Memberikan
penjelasan yang paling penting.
4. Mengajukan
pertanyaan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami.
Menurut
T. Gilarso juga menyebutkan bahwa komponen penjelasan itu terkait dengan
orientasi, bahasa yang sederhana, contoh yang banyak dan relevan, memiliki struktur
yang jelas, bervariasi dalam menjelskan, latihan dan umpan balik. Tujuan
terakhir dalam memberi keterampilan menjelaskan adalah guru tidak hanya
mengajarkan pengetahuan tenteng sesuatu, tetapi sekaligus melatih siswa dalam
proses dan teknik berfikir.
Isi penjelasan terkait dengan perencanaan dan
pelaksanaan. Menurut Wardani (1984) bahwa prinsip-prinsip penjelasan antara
lain:
1. Penjelasan
dapat diberikan di awal, di tengah atau di akhir.
2. Penjelasan
harus relevan dengan tujuan.
3. Guru
dapat memberi penjelasan bila ada pertanyaan siswa atau di rancang guru
sebelumnya.
4. Penjelasan
materi yang di berikan harus memiliki makna bagi siswa.
5. Penjelasan
siswa harus sesuai dengan latar belakang kemampuan siswa.
Tujuan Keterampilan Menjelaskan
Beberapa tujuan yang akan dicapai
dalam memberikan penjelasan di kelas antara :
1. Untuk
membimbing siswa- siswi memahami dengan jelas jawaban dari pertanyaan “mengapa”
yang di kemukakan oleh guru atau yang diajukan oleh siswa-siswi.
2. Menolong
siswa-siswi mendapat dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara
objektip dan bernalar.
3. Melibatkan
siswa-siswi untuk berpikir memecahkan masalah atau pertanyaan.
4. Untuk
mendapat umpan balik dari siswa-siswi mengenai tingkat pemahamanya dan untuk mengatasi kesalahan pengertian mereka.
5.
Menolong siswa-siswi untuk menghayati
dan mendapat proses, peralatan, dan penggunaan bukti dalam penyelesaian keadaan
(situasi) yang meragukan (belum pasti).
6.
Membuat siswa berpikir secara logis,
estetis, dan moral.
7.
Melatih siswa berpikir dengan menggunakan
sebab dan akibat.
8.
Melatih siswa mandiri di dalam
mengambil keputusan bagi dirinya.
9.
Menanamkan sikap yakin pada diri,
bahwa berpikirnya benar (beri jawaban yang benar).
10. Menuntun
siswa kepada pengertian yang jelas dalam memecahkan pertanyaan “ apa, mengapa,
dan bagaimana”.
11. Melibatkan
siswa dalam berpikir memecahkan masalah.
12. Untuk
memperoleh feedback dari siswa berdasarkan pada tingkat pengertian mereka/
menghindari salah pengertian.
13. Membantu
siswa menghargai dan memperoleh proses of reasoning (proses kiat) dan
menggunakan bukti didalam memecahkan hal-hal yang tidak pasti.
B. Keterampilan
Membuka Dan Menutup Pembelajaran
1. Keterampilan
Membuka Pembelajaran
Komponen pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka
pelajaran. Dalam keterampilan membuka pelajaran guru harus memberikan pengantar
atau pengerahan terhadap materi yang akan di ajarkan pada siswa agar siap
mental dan tertarik untuk mengikutinya.
Keterampilan membuka pelajaran dalam istilah lain dikenal
dengan set induction, yang artinya usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha
tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Dengan
kata lain kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap
mental dan menimbulkan perhatian siswa dapat terpusat pada hal-hal yang akan
atau sedang dipelajari.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dan seluruh
pembelajaran yang harus dilaluinya. Sebab jika seorang guru pada awal
pembelajaran tidak mampu menarik perhatian siswa, maka proses tujuan
pembelajaran tidak akan tercap dengan baik. Kegiatan membuka pelajaran tidak
hanya dilakukan oleh guru pada awal pelajaran, tetapi juga pada setiap awal
kegiatan inti pelajaran. Ini dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan
yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan, mengingatkan kembali
pelajaran yang lalu dan menghubungkan dengan bahan yang akan diajarkan
(apersepsi).
Hal yang penting dalam
Membuka pembelajaran antara lain:
a. Menarik
perhatian siswa, yang bisa dilakukan melalui: meyakinkan siswa bahwa materi
atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya, melakukan
hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, dan melakukan interaksi yang
menyenangkan.
b. Menumbuhkan
motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan: membangun suasana yang
akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa atau berkomunikasi secara
kekeluargaan, menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak membahas peristiwa
atau topik yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat, mengemukakan ide
yang bertentangan, misalnya mengemukakan pendapat yang berbeda dengan pendapat
masyarakat umum, mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan
dengan kebutuhan siswa, mengambil topik yang menarik dan guru meyakinkan siswa
bahwa topik tersebut berguna bagi dirinya.
c. Memberikan
acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat
dilakukan dengan cara: mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas
yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan, menjelaskan
langkah-langkah atau tahapan pembelajaran sehingga siswa memahami apa yang
harus dilakukan, menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah
pembelajaran berlangsung, membuat kaitan atau hubungan antara pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki siswa dengan materi atau pengalaman pelajaran
yang akan diberikan kepada siswa,
d. Membuka
pelajaran juga dapat digunakan untuk mengetahui entering behavior atau
tingkat kesiapan dan penguasaan siswa terhadap materi yang akan diajarkan.
2. Keterampilan Menutup Pembelajaran
Menutup pelajaran (clossure) yaitu kegiatan yang dilakukan oleh
guru dalam mengakhiri pembelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok
pelajaran. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar pendidikan
menyatakan bahwa kemajuan hasil belajar paling besar terjadi pada akhir
pelajaran dibicarakan. Kegiatan menutup pelajaran dilakukan bukan di akhir jam
pelajaran, akan tetapi pada setiap akhir pokok pembahasan selama satu jam
pelajaran.
Inti kegiatan menutup
pelajaran adalah:
a. Review
(melihat/meninjau kembali). Menjelang akhir suatu jam pelajaran atau pada akhir
setiap penggal kegiatan, guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang
diajarkan itu telah dikuasai siswa. Ada dua cara meninjau kembali penguasaan
inti pelajaran itu, yaitu merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
1. Merangkum
inti pelajaran. Meninjau kembali pelajaran yang telah diberikan dapat
dilaksanakan dengan merangkum inti pokok pelajaran. Guru dapat meminta siswa
membuat rangkuman baik secara lisan ataupun tulisan. Rangkuman ini dapat
dilakukan secara individu atau kelompok, dapat dilakukan oleh guru, guru bersama
siswa, atau guru menyuruh siswa (disempurnakan oleh guru).
2. Membuat
ringkasan. Dengan membuat rinkasan, siswa dapat memantapkan penguasaan inti
dari pokok-pokok materi pelajaran yang telah dipelajari. Disamping itu, dengan
ringkasan, siswa yang tidak memiliki buku sumber telah memiliki bahan untuk
dipelajari kembali. Ringkasan dapat dibuat oleh guru, guru bersama siswa secara
kelompok, atau siswa sendiri secara individual. Pokok-pokok pelajaran sebaiknya
ditulis dipapan tulis secara skematis atau dengan kata-kata kunci supaya ada
dukungan visual. Jika ternyata rangkuman yang dibuat itu salah atau kurang
lengkap, guru dapat melengkapi atau membetulkan.
b. Mengevaluasi.
Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh tentang sesuatu yang
sudah diajarkan, guru sebaiknya melakukan penilaian atau evaluasi.
Bentuk-bentuk evaluasi itu adalah sebagai berikut:
1. Mendemonstrasikan
keterampilan. Pada akhir satu penggal kegiatan, siswa dapat diminta untuk
mendemonstrasikan keterampilannya misalnya, setelah siswa mengarang prosa atau
puisi, guru dapat meminta mereka untuk membacakan dan menjelaskan
maksud yang terkandung didalamnya atau setelah guru selesai
menerangkan konsep matematika guru bisa meminta siswa untuk mengerjakan
soal dipapan tulis.
2. Mengaplikasikan
ide baru pada situasi lain. Misalnya setelah guru menerangkan persamaan
kuadrat, lalu siswa disuruh menyelesaikan soal-soal
persamaan.
3. Mengekspresikan
pendapat siswa sendiri. Guru dapat meminta siswa untuk memberi komentar tentang
keefektifan suatu demonstrasi yang dilakukan guru
atau siswa-siswa lain. Misalnya, setelah bermain peran
(role-playing) selesai, lalu siswa diminta untuk mengemukakan
pendapat dan perasaan mereka tentang peran yang dimainkannya.
4. Soal-soal
tertulis atau lisan. Guru dapat memberikan soal-soal tertulis untuk dikerjakan
siswa. Soal-soal tertulis itu dapat berbentuk uraian, tes objektif, atau
melengkapi lembaran kerja.
C. Keterampilan
Proses
Pemberian pengalaman secara langsung
sangatlah ditekankan. Yakni pengalaman-pengalaman yang bermuatan pembelajaran
yang sengaja dirancang oleh guru sehingga peserta didik dapat menemukan
fakta-fakta, membangun konsep-konsep. Kesempatan terlibat langsung dalam
kegiatan –kegiatan ilmiah sejatinya membawa peserta didik kepada apa yang dilakukan para ilmuan.
Keterampilan dengan begitu adalah semua
kemampuan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, membangun konsep,
prinsip, hukum, dan pengetahuan baik berupa kemampuan mental, fisik, maupun
kemampuan sosial.
Berbeda dengan Rustam, baginya keterampilan
meliputi kegiatan melakukan pengamatan, penafsiran, mengklasifikasi,
berkomunikasi, memprediksi, merumuskan hipotesis, menganalisis, merancang,
menerapkan, mengajukan, mengukur, hingga menarik kesimpulan. Berdasarkan
penjelasan diatas jelaslah bahwa keterampilan proses syarat pembelajaran dengan melibatkan keterampilan
kognitif, afektif serta psikomotor. Harlen dan Qualter menganjurkan dalam
bukunya untuk peserta didik sekolah dasar hendaknya mengembangakan keterampilan
proses dalam pembelajarannya, yang terdiri atas :
a. Questioning,
predicting, and planning.
b. Gathering
evedence, by observing and using information sources.
c. Interpreting
evidence and drawing conclusions.
d. Communicating
and reflecting.
Aktifitas- aktifitas keterampilan proses
mendorong pada kegiatan mental, intelektual, serta sosial,. Sebagaimana berikut
ini dijelaskan :
a. Observasi.
Yakni kemampuan untuk membuat pengamatan yang baik, melibatkan pemaksimalan
dalam mengindra, meihat, membau, mengecap, meraba.
b. Interpretasi.
Kemampuan menafsirkan hasil pengamatan. Tentunya hal ini melibatkan kesesuaian
dengan pedoman, panduan, teori yang dipelajari sebelum hasil pengamatan itu
disimpulkan.
c. Memprediksi.
Kemampuan membuat, mengajukan perkiraan, anggapan sementara (Hipotesis),
ramalan tentang sesuatu, berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah
ada.
d. Klasifikasi.
Keterampilan ini tidak terlepas dari keterampilan observasi. Atau bisa dikatakan
keterampilan klasifikasi didasarkan pada keterampilan observasi.
e. Berkomunikasi.
Kemampuan menyampaikan, pembahasan fikiran, merangkai kata untuk kemudian
menjadi kalimat kesimpulan untuk dipahami oleh orang lain.
f. Menggunakan
alat dan bahan. Kemampuan pelaksana, menginventalisir kebutuhan, mengakomodir
jalan keluar, memakai alat dan bahan.
g. Mengajukan
pertanyaan. Keterampilan dalam membuat pertanyaaan, bertanya, meminta
penjelasan, memahami penjelasan.
BAB
III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Dari penjelasan yang
telah di jelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan
menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pembelajaran dan keterampilan
proses merupakan salah satu hal yang penting bagi seorang guru dalam melakukan proses
pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan awal dilaksanakannya proses
pembelajaran, jika hal ini dilakukan dengan baik dan benar akan membawa dampak
yang positif terhadap keberhasilan proses kegiatan berikutnya. Untuk mengetahui
apakah proses tersebut dilakukan dengan baik dan benar, maka ada salah satu
keterampilan yang harus dilakukan oleh guru, yaitu keterampilan menutup
pelajaran. Kegiatan dalam menutup pelajaran bertujuan untuk memberikan
deskripsi atau gambaran secara menyeluruh mengenai apa yang telah dipelajari
oleh siswa, hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa serta
tingkat keberhasilan guru dalam sebuah proses pembelajaran.
b.
Saran
Menguasai
asas-asas didaktik belum merupakan suatu jaminan bahwa seseorang dengan sendirinya
akan menjadi guru yang baik. Mengajar itu sangat kompleks dan dipengaruhi oleh
macam-macam faktor lain pribadi guru sendiri, suasana kelas, hubungan
antar-manusia, keadaan sosial ekonomi negara, organisasi kurikulum dan
sebagainya. Dengan didaktik atau ilmu mengajar akan memberikan prinsip-prinsip
tentang cara-cara menyampaikan bahan pelajaran sehingga dikuasai dan dimiliki
oleh anak-anak. Prinsip yang dikemukan adalah motivasi, aktivitas, peragaan,
individualitas, lingkungan, dan kerjasama. Akan tetapi seseorang pasti tidak
akan menjadi guru yang baik kalau guru tersebut mengabaikan asas-asas didaktik.
Oleh sebab itu, didaktik sangat perlu dikembangkan dan dipelajari oleh kita
sebagai calon pendidik.
Kita sebagai calon pendidik harus tahu apa itu didaktik. Apa
saja prinsip-prinsip didaktik. Karena dengan belajar didaktik kita dapat
memahami setiap karakter peserta didik. Dengan memahami karakter peserta didik
, kita bisa tahu beberapa karakter dan cara untuk mengatasi sifat dan sikap
siswa. Sebagai calon pendidik kita juga diberikan pengarahan. Bagaimana cara
mengajar yang baik, serta apa saja yang harus kita lakukan dan kita terapkan
dalam suasana belajar-mengajar. Supaya kondisi kelas tetap nyaman. Ada banyak
alternativ untuk selalu menciptakan suasana yang nyaman. Yaitu dari diri kita
dulu, sebagai pendidik kita tidak boleh memberikan perhatian yang lebih pada
satu siswa saja. Istilahnya pilih kasih, tapi kita sebagai pendidik harus
memberikan perhatian secara menyeluruh atau merata. Memberikan beberapa
penguatan. Penguatan di bagi menjadi dua, yaitu : penguatan positif diantaranya
memberikan reword, pujian, tepuk tangan dan sebagainya. Sedangkan penguatan
negativ diantaranya memberikan hukuman sesuai dengan kesalahan peserta didik.
Tapi kita sebagai calon pendidik hendaklah menjauhi kekerasan dalam kegiatan
belajar mengajar. Karena akan timbul suatu masalah dalam lingkungan sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Nasution, S.
(2010). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Prof. Dr. H.
Buchari Alma. 2009. Guru Profesional Menguasai Metode dan Keterampilan Mengajar. Bandung : Alfabeta.
Drs. H. Facrurodji, dan Drs. H.
Ghozali. dkk. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah
Pembelajaran Microteaching. Cirebon: Umc.
Aliet, N.S. dkk. 2016. Pengantar Didaktik. Yogyakarta: K-Media
Dr. E.
Mulyasa. 2005. Menjadi guru profesional
menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosda karya.
3️ merit casino login【WG】zilla - XN--O80B910a26eepc81il5g.online
BalasHapus3️ merit casino login,【WG98.vip】⚡,zilla fortune,jackpot nba 2019 1xbet korean 2020 2021,zilla fortune free spins febcasino 2021 nba draft 2020 메리트카지노