Jumat, 03 Februari 2017

ASAS-ASAS DIDAKTIK II MAKALAH



ASAS-ASAS DIDAKTIK II
MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendagogika
Dosen: Nurjaman, M. Pd


Logo_UMC.jpg


Disusun Oleh:
Faris Panjidillah        (140641264)
Fita Apriliani              (1406410)
Julaekha                     (140641094)

                                                      Kelas        : SD 14 - A.3
Kelompok: 6

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2016









KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada Illahi Robbi karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini yang mengambil judul“ Asas-Asas Didaktik II”.
            Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dorongan dan semangat, sehingga makalah ini dapat terwujud. Secara khusus, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Nurjaman M.Pd selaku Dosen pengampu mata kuliah Pendagogika sekaligus pembimbing penyusunan makalah ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan segala kemampuan yang ada, penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena keterbatasan kemampuan penulis, yang mana masih berada dalam tahap belajar, maka dengan hati terbuka penulis senantiasa akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan untuk penulis sendiri khususnya.

 Cirebon,      Desember 2016



                                    Penulis










DAFTAR ISI
                                                                          
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I                         PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang 1
B.     Rumusan Masalah 2
C.     Tujuan 2
BAB II            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Keterampilan Menjelaskan 3
B.     Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran 5
C.     Kerampilan Proses 8
BAB III          PENUTUP
A.    Kesimpulan 10
B.     Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 12















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat manusia.  Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang baik pada diri seseorang. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu mengajar dan diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya dilakukan oleh seseorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai tiga peranan yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas.
            Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk menguasai seperangkat  pengetahuan dan keteramilan dalam mengajar. Guru sebagai pembimbing diharapkan dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Peranan ini termasuk ke dalam aspek pendidik sebab tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga mendidik untuk mengalihkan nilai-nilai kehidupan. Hal tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah sikap yang mengubah tingkah laku peserta menjadi lebih baik.
            Guru sebagai administrator kelas berperan dalam pengelolaan proses belajar mengajar di kelas. Guru merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional. Guru yang berkualitas, profesional dan berpengetahuan, tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
            Berdasarkan Standar Nasional Kependidikan, guru harus memiliki empat kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional. Namun, kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru saat ini masih terbatas, sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengoptimalkan kompetensi-kompetensi tersebut. Kompetensi-kompetensi yang akan dibahas dalam makalah ini terbatas pada kompetensi-kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik.Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan.
            Guru yang bermutu dan profesional menjadi tuntutan masyarakat seiring dengan tuntutan persyaratan kerja yang semakin ketat mengikuti kemajuan era globalisasi.Untuk membentuk guru yang profesional sangat tergantung pada banyak hal yaitu guru itu sendiri, pemerintah, masyarakat dan orang tua.Berdasarkan kenyataan yang ada, pemerintah telah mengupayakan berbagai hal, diantaranya sertifikasi guru. Dengan adanya program sertifikasi tersebut, kualitas mengajar guru akan lebih baik.

B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan?
2.      Apa yang dimaksud dengan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran?
3.      Apa yang dimaksud dengan keterampilan proses?

C.    Tujuan Masalah
            Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk :
1.      Mengetahui yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan.
2.      Mengetahui yang dimaksud dengan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
3.      Mengetahui yang dimaksud dengan keterampilan proses.










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Keterampilan Menjelaskan
            Keterampilan dalam menjelaskan dalam pembelajaran ialah penyajian informasi secara lisan yang dikelola secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya. Ciri utama keterampilan menjelaskan yaitu penyampaian informasi yang terencana dengan baik, disajikan dengan benar, serta urutan yang cocok.
            Memberikan penjelasan merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam perbuatan guru. Ada beberapa alasan mengapa keterampilan menjelaskan perlu dikuasai oleh guru dalam pembelajaran, antara lain:
1.      Pada umumnya interaksi komunikasi lisan didalam kelas didominasi oleh guru.
2.      Sebagian besar kegiatan guru adalah informasi. Untuk itu efektivitas pembicaraan perlu di tingkatkan.
3.      Materi yang ada dalam buku sering kurang di pahami siswa, sehingga perlu dijelaskan lebih lanjut dari guru.
4.      Informasi yang diperoleh siswa agak terbatas.

Komponen-komponen yang harus di perhatikan dalam memberikan penjelasan adalah sebagai berikut:
1.      Merencanakan pesan yang disampaikan.
2.      Menggunakan contoh-contoh.
3.      Memberikan penjelasan yang paling penting.
4.      Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami.

                        Menurut  T. Gilarso juga menyebutkan bahwa komponen penjelasan itu terkait dengan orientasi, bahasa yang sederhana, contoh yang banyak dan relevan, memiliki struktur yang jelas, bervariasi dalam menjelskan, latihan dan umpan balik. Tujuan terakhir dalam memberi keterampilan menjelaskan adalah guru tidak hanya mengajarkan pengetahuan tenteng sesuatu, tetapi sekaligus melatih siswa dalam proses dan teknik berfikir.
                        Isi penjelasan terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan. Menurut Wardani (1984) bahwa prinsip-prinsip penjelasan antara lain:
1.      Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah atau di akhir.
2.      Penjelasan harus relevan dengan tujuan.
3.      Guru dapat memberi penjelasan bila ada pertanyaan siswa atau di rancang guru sebelumnya.
4.      Penjelasan materi yang di berikan harus memiliki makna bagi siswa.
5.      Penjelasan siswa harus sesuai dengan latar belakang kemampuan siswa.

Tujuan Keterampilan Menjelaskan
Beberapa tujuan yang akan dicapai dalam memberikan penjelasan di kelas antara :
1.      Untuk membimbing siswa- siswi memahami dengan jelas jawaban dari pertanyaan “mengapa” yang di kemukakan oleh guru atau yang diajukan oleh siswa-siswi.
2.      Menolong siswa-siswi mendapat dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektip dan bernalar.
3.      Melibatkan siswa-siswi untuk berpikir memecahkan masalah atau pertanyaan.
4.      Untuk mendapat umpan balik dari siswa-siswi mengenai tingkat pemahamanya dan untuk mengatasi kesalahan pengertian mereka.
5.      Menolong siswa-siswi untuk menghayati dan mendapat proses, peralatan, dan penggunaan bukti dalam penyelesaian keadaan (situasi) yang meragukan (belum pasti).
6.      Membuat siswa berpikir secara logis, estetis, dan moral.
7.      Melatih siswa berpikir dengan menggunakan sebab dan akibat.
8.      Melatih siswa mandiri di dalam mengambil keputusan bagi dirinya.
9.      Menanamkan sikap yakin pada diri, bahwa berpikirnya benar (beri jawaban yang benar).
10.  Menuntun siswa kepada pengertian yang jelas dalam memecahkan pertanyaan “ apa, mengapa, dan bagaimana”.
11.  Melibatkan siswa dalam berpikir memecahkan masalah.
12.  Untuk memperoleh feedback dari siswa berdasarkan pada tingkat pengertian mereka/ menghindari salah pengertian.
13.  Membantu siswa menghargai dan memperoleh proses of reasoning (proses kiat) dan menggunakan bukti didalam memecahkan hal-hal yang tidak pasti.

B.     Keterampilan Membuka Dan Menutup Pembelajaran
1.      Keterampilan Membuka Pembelajaran
      Komponen pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka pelajaran. Dalam keterampilan membuka pelajaran guru harus memberikan pengantar atau pengerahan terhadap materi yang akan di ajarkan pada siswa agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya.
      Keterampilan membuka pelajaran dalam istilah lain dikenal dengan set induction, yang artinya usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Dengan kata lain kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa dapat terpusat pada hal-hal yang akan atau sedang dipelajari.
      Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dan seluruh pembelajaran yang harus dilaluinya. Sebab jika seorang guru pada awal pembelajaran tidak mampu menarik perhatian siswa, maka proses tujuan pembelajaran tidak akan tercap dengan baik. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal pelajaran, tetapi juga pada setiap awal kegiatan inti pelajaran. Ini dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan, mengingatkan kembali pelajaran yang lalu dan menghubungkan dengan bahan yang akan diajarkan (apersepsi).
Hal yang penting dalam Membuka pembelajaran antara lain:
a.       Menarik perhatian siswa, yang bisa dilakukan melalui: meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya, melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, dan melakukan interaksi yang menyenangkan.
b.      Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan: membangun suasana yang akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa atau berkomunikasi secara kekeluargaan, menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak membahas peristiwa atau topik yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat, mengemukakan ide yang bertentangan, misalnya mengemukakan pendapat yang berbeda dengan pendapat masyarakat umum, mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa, mengambil topik yang menarik dan guru meyakinkan siswa bahwa topik tersebut berguna bagi dirinya.
c.       Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan cara: mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan, menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan, menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran berlangsung, membuat kaitan atau hubungan antara pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa dengan materi atau pengalaman pelajaran yang akan diberikan kepada siswa,
d.      Membuka pelajaran juga dapat digunakan untuk mengetahui entering behavior atau tingkat kesiapan dan penguasaan siswa terhadap materi yang akan diajarkan.

2.      Keterampilan  Menutup Pembelajaran
      Menutup pelajaran (clossure) yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mengakhiri pembelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar pendidikan menyatakan bahwa kemajuan hasil belajar paling besar terjadi pada akhir pelajaran dibicarakan. Kegiatan menutup pelajaran dilakukan bukan di akhir jam pelajaran, akan tetapi pada setiap akhir pokok pembahasan selama satu jam pelajaran.
Inti kegiatan menutup pelajaran adalah:
a.       Review (melihat/meninjau kembali). Menjelang akhir suatu jam pelajaran atau pada akhir setiap penggal kegiatan, guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan itu telah dikuasai siswa. Ada dua cara meninjau kembali penguasaan inti pelajaran itu, yaitu merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
1.      Merangkum inti pelajaran. Meninjau kembali pelajaran yang telah diberikan dapat dilaksanakan dengan merangkum inti pokok pelajaran. Guru dapat meminta siswa membuat rangkuman baik secara lisan ataupun tulisan. Rangkuman ini dapat dilakukan secara individu atau kelompok, dapat dilakukan oleh guru, guru bersama siswa, atau guru menyuruh siswa (disempurnakan oleh guru).
2.      Membuat ringkasan. Dengan membuat rinkasan, siswa dapat memantapkan penguasaan inti dari pokok-pokok materi pelajaran yang telah dipelajari. Disamping itu, dengan ringkasan, siswa yang tidak memiliki buku sumber telah memiliki bahan untuk dipelajari kembali. Ringkasan dapat dibuat oleh guru, guru bersama siswa secara kelompok, atau siswa sendiri secara individual. Pokok-pokok pelajaran sebaiknya ditulis dipapan tulis secara skematis atau dengan kata-kata kunci supaya ada dukungan visual. Jika ternyata rangkuman yang dibuat itu salah atau kurang lengkap, guru dapat melengkapi atau membetulkan.
b.      Mengevaluasi. Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh tentang sesuatu yang sudah diajarkan, guru sebaiknya melakukan penilaian atau evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi itu adalah sebagai berikut:
1.      Mendemonstrasikan keterampilan. Pada akhir satu penggal kegiatan, siswa dapat diminta untuk mendemonstrasikan keterampilannya misalnya, setelah siswa mengarang prosa atau puisi, guru dapat meminta mereka  untuk membacakan dan menjelaskan maksud yang terkandung didalamnya atau setelah guru selesai menerangkan konsep matematika guru bisa meminta siswa untuk mengerjakan soal dipapan tulis.
2.      Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain. Misalnya setelah guru menerangkan persamaan kuadrat, lalu siswa disuruh menyelesaikan soal-soal persamaan.   
3.      Mengekspresikan pendapat siswa sendiri. Guru dapat meminta siswa untuk memberi komentar tentang keefektifan suatu demonstrasi yang dilakukan guru atau    siswa-siswa lain. Misalnya, setelah bermain peran (role-playing) selesai, lalu siswa diminta untuk mengemukakan pendapat  dan perasaan mereka tentang peran yang dimainkannya.
4.      Soal-soal tertulis atau lisan. Guru dapat memberikan soal-soal tertulis untuk dikerjakan siswa. Soal-soal tertulis itu dapat berbentuk uraian, tes objektif, atau melengkapi lembaran kerja.



C.     Keterampilan Proses 
            Pemberian pengalaman secara langsung sangatlah ditekankan. Yakni pengalaman-pengalaman yang bermuatan pembelajaran yang sengaja dirancang oleh guru sehingga peserta didik dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep. Kesempatan terlibat langsung dalam kegiatan –kegiatan ilmiah sejatinya membawa peserta didik  kepada apa yang dilakukan para ilmuan. Keterampilan dengan begitu  adalah semua kemampuan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, membangun konsep, prinsip, hukum, dan pengetahuan baik berupa kemampuan mental, fisik, maupun kemampuan sosial.
                        Berbeda dengan Rustam, baginya keterampilan meliputi kegiatan melakukan pengamatan, penafsiran, mengklasifikasi, berkomunikasi, memprediksi, merumuskan hipotesis, menganalisis, merancang, menerapkan, mengajukan, mengukur, hingga menarik kesimpulan. Berdasarkan penjelasan diatas jelaslah bahwa keterampilan proses syarat  pembelajaran dengan melibatkan keterampilan kognitif, afektif serta psikomotor. Harlen dan Qualter menganjurkan dalam bukunya untuk peserta didik sekolah dasar hendaknya mengembangakan keterampilan proses dalam pembelajarannya, yang terdiri atas :
a.       Questioning, predicting, and planning.
b.      Gathering evedence, by observing and using information sources.
c.       Interpreting evidence and drawing conclusions.
d.      Communicating and reflecting.

                        Aktifitas- aktifitas keterampilan proses mendorong pada kegiatan mental, intelektual, serta sosial,. Sebagaimana berikut ini dijelaskan :
a.       Observasi. Yakni kemampuan untuk membuat pengamatan yang baik, melibatkan pemaksimalan dalam mengindra, meihat, membau, mengecap, meraba.
b.      Interpretasi. Kemampuan menafsirkan hasil pengamatan. Tentunya hal ini melibatkan kesesuaian dengan pedoman, panduan, teori yang dipelajari sebelum hasil pengamatan itu disimpulkan.
c.       Memprediksi. Kemampuan membuat, mengajukan perkiraan, anggapan sementara (Hipotesis), ramalan tentang sesuatu, berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.
d.      Klasifikasi. Keterampilan ini tidak terlepas dari keterampilan observasi. Atau bisa dikatakan keterampilan klasifikasi didasarkan pada keterampilan observasi.
e.       Berkomunikasi. Kemampuan menyampaikan, pembahasan fikiran, merangkai kata untuk kemudian menjadi kalimat kesimpulan untuk dipahami oleh orang lain.
f.       Menggunakan alat dan bahan. Kemampuan pelaksana, menginventalisir kebutuhan, mengakomodir jalan keluar, memakai alat dan bahan.
g.      Mengajukan pertanyaan. Keterampilan dalam membuat pertanyaaan, bertanya, meminta penjelasan, memahami penjelasan.
























BAB III
PENUTUP

a.      Kesimpulan
      Dari penjelasan yang telah di jelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pembelajaran dan keterampilan proses merupakan salah satu hal yang penting bagi seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan awal dilaksanakannya proses pembelajaran, jika hal ini dilakukan dengan baik dan benar akan membawa dampak yang positif terhadap keberhasilan proses kegiatan berikutnya. Untuk mengetahui apakah proses tersebut dilakukan dengan baik dan benar, maka ada salah satu keterampilan yang harus dilakukan oleh guru, yaitu keterampilan menutup pelajaran. Kegiatan dalam menutup pelajaran bertujuan untuk memberikan deskripsi atau gambaran secara menyeluruh mengenai apa yang telah dipelajari oleh sis­wa, hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa serta tingkat keberhasilan guru dalam sebuah proses pembelajaran.

b.      Saran
      Menguasai asas-asas didaktik belum  merupakan suatu jaminan bahwa seseorang dengan sendirinya akan menjadi guru yang baik. Mengajar itu sangat kompleks dan dipengaruhi oleh macam-macam faktor lain pribadi guru sendiri, suasana kelas, hubungan antar-manusia, keadaan sosial ekonomi negara, organisasi kurikulum dan sebagainya. Dengan didaktik atau ilmu mengajar akan memberikan prinsip-prinsip tentang cara-cara menyampaikan bahan pelajaran sehingga dikuasai dan dimiliki oleh anak-anak. Prinsip yang dikemukan adalah motivasi, aktivitas, peragaan, individualitas, lingkungan, dan kerjasama. Akan tetapi seseorang pasti tidak akan menjadi guru yang baik kalau guru tersebut mengabaikan asas-asas didaktik. Oleh sebab itu, didaktik sangat perlu dikembangkan dan dipelajari oleh kita sebagai calon pendidik.
      Kita sebagai calon pendidik harus tahu apa itu didaktik. Apa saja prinsip-prinsip didaktik. Karena dengan belajar didaktik kita dapat memahami setiap karakter peserta didik. Dengan memahami karakter peserta didik , kita bisa tahu beberapa karakter dan cara untuk mengatasi sifat dan sikap siswa. Sebagai calon pendidik kita juga diberikan pengarahan. Bagaimana cara mengajar yang baik, serta apa saja yang harus kita lakukan dan kita terapkan dalam suasana belajar-mengajar. Supaya kondisi kelas tetap nyaman. Ada banyak alternativ untuk selalu menciptakan suasana yang nyaman. Yaitu dari diri kita dulu, sebagai pendidik kita tidak boleh memberikan perhatian yang lebih pada satu siswa saja. Istilahnya pilih kasih, tapi kita sebagai pendidik harus memberikan perhatian secara menyeluruh atau merata. Memberikan beberapa penguatan. Penguatan di bagi menjadi dua, yaitu : penguatan positif diantaranya memberikan reword, pujian, tepuk tangan dan sebagainya. Sedangkan penguatan negativ diantaranya memberikan hukuman sesuai dengan kesalahan peserta didik. Tapi kita sebagai calon pendidik hendaklah menjauhi kekerasan dalam kegiatan belajar mengajar. Karena akan timbul suatu masalah dalam lingkungan sekolah.






























DAFTAR PUSTAKA
Nasution, S. (2010). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Prof. Dr. H. Buchari Alma. 2009. Guru Profesional Menguasai Metode dan Keterampilan                         Mengajar. Bandung : Alfabeta.
Drs. H. Facrurodji, dan Drs. H. Ghozali. dkk. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Pembelajaran              Microteaching. Cirebon: Umc.
Aliet, N.S. dkk. 2016. Pengantar Didaktik. Yogyakarta: K-Media  
Dr. E. Mulyasa. 2005. Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan                   menyenangkan. Bandung : PT  Remaja Rosda karya.

1 komentar:

  1. 3️ merit casino login【WG】zilla - XN--O80B910a26eepc81il5g.online
    3️ merit casino login,【WG98.vip】⚡,zilla fortune,jackpot nba 2019 1xbet korean 2020 2021,zilla fortune free spins febcasino 2021 nba draft 2020 메리트카지노

    BalasHapus